Pisang merupakan tanaman buah-buahan yang banyak ditanam oleh masyarakat dan produksinya menempati urutan pertama dianatar produksi buah-buahan di Indonesia .
Namun demikian, dalam 10 tahun terakhir, pertanaman pisang dibeberapa sentara produksi mengalami banayak kerusakan akibat serangan penyakit layu fusaium atau penyakit panama. Penyakit ini sangat sulit ditanggulangi.
GEJALA PENYAKIT
Gejala awal penyakit layu fusarium ditandai oleh menguningnya daun bagian bawah ( mulai dari tepi helaian daun) yang diikuti oleh perubahan warna pembuluh, terutama pada pelepah daun luar. Pada stadia lanjut, warana daun menjadi kuning tua atau cokelat dan tangkai daun patah dibagian pangkalnya.kadang-kadang lapisan luar batang palsu (pseudostem) terbelah mulai dari permukaan tanah. Tanaman yang terserang tidak mampu berbuah atau buahnya tidak berisi.
Gejala yang paling khas adalah gejala dalam. Apabila pangkal batang dibelah membujur maka terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju ke semua arah, dari batang (binggol) ke atas melalui jaringan pembuluh kepangkal daun dan tangkai. Perubahan warna pada berkas pem buluh paling jelas tamapak dalam batang.
PENYEBAB PENYAKIT
Penyakit layu fusaium disebabkan oleh cendawan fusarium oxysporum f.sp.cubense (E.F.Smith) Snyder et Hansen. Cendawan ini dikenal sebagai cendawan tular tanah.
Cendawan masuk melalui luka pada akar, kemudian berkembang merusak jaringan pembuluh kayu (xylem). Benang –benang cendawan (miselium) terutama terdapat dalam sel, khususnya terdapat dalam jaringan pembuluh kayu. Akibat kerusakan dan adanya miselium dalam jaringan tersebut sehingga transportasi makanan dan air terganggu, sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
F.oxysporum memiliki dua jenis konidium (spora) yaitu: makrokonidium yang berbentuk sabit,bertangkai kecil, dan kebanyakan bersel 4, berwarna hialin, dan berukuran sekitar 22-36 x 4-5 um serta mikronidium yang berbentuk jorong atau agak memanjang, bersel 1-2, hialin dan berukuran 5-7 x 25-3 um. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah sebagai klamidospora, yang banyak terdapat dalam akar yang sakit. Klamidospora terbentuk ditengah hifa (benang), sering kali berpasangan bersel satu, berbentuk jorong atau bulat dan berukuran 7-14 x 7-8 um.
Penyakit layu fusarium dapat menular melalui kontak spora dengan perakaran tanaman sehat, melalui benih dari anakan tanaman sakit, dan tanah yang melekat pada alat-alat pertanian.
PENGENDLIAN
a. Kultur teknis
o Penggunaan galur /varietas yang tahan (belum diketahui ada varietas yang tahan terhadap strain F oxysporum di Indonesia ).
o Penggunaan benih sehat (dari kultur jaringan atau anakan tanaman sehat).
o Pengunaan pupuk kompos yang matang yang disertai perlkuan agens anatgonis pada saat menjelang tanam.
o Pemeliharaan yang baik yang mencegah pelukaan terhadap akar tanaman.
o Pengiliran tanman yang tidak satu famili atau menjadi inang pathogen.
o Pengapuran bila pH tanah rendah.
o Sanitasi gulma dan perbaikan drainase kebun.
b. Mekanis
o Pembongkaran /eradikasi tanaman sakit (dapat dibantu dengan injeksi herbisida setelah daun-daun tanaman dipotong).
c. Biologis
o Modifikasi lingkungan untuk mengaktifkan agens antagonis yang ada dalam tanah, misalnya dengan pengunaan pupuk organic.
o Aplikasi agens antagonis (misalnya gliocladium spp., Trichoderma spp., dan Pseudomonas fluorescens)
d. Kimiawi
o Alt-alt yang digunakan untuk memotong tanaman sakit bersihkan/didesinfektan dengan formalin 5% atau dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan dibawah sinar matahari.
o Benih/bibit pisang dicelupkan kedalam larutan desinfektan, misalnya larutan formalin 1% sebelum ditanam.
e. Karantina
o Larangan membawa media atau bahan tanaman sakit dari daerah serangan ke daerah lain yang masih bebas penyakit.
o Pengawasan benih antar daerah atau wilayah.
Download File
0 komentar:
Posting Komentar