468x60 Ads

MENCEGAH KERETAKAN PADA BIJI JAGUNG PADA PENGERINGAN PASCA PANEN



Salah satu talak ukur mutu adalah indeks keretakan biji jagung. Retakan-retakan yang terjadi pada biji jagung terjadi pada proses pengeringan  pasca panen dan biasanya disebut dengan retakan setres (stress cracks).
Retakan setres yaitu retakan retakan halus pada endosperm biji jagung yang terletak persis dibawah dibawah permukaan biji. Retakan menjadi masalah mutu karena biji jagung yang memiliki retakan yang banyak akan mudah pecah. Pada proses pengilingan basah akan diperoleh butir- butir keras kecil, sedangkan pada pengilingan basah menyerap air terlalu cepat. Biji jagung yang seperti ini akan mudah diserang oleh serangga dan pelapukan oleh jamur pada saat penyimpanan. Retakan dalam jumlah kecil biasnya berkisar antara 3% dan ini terjadi disemua jenis jagung jumlahretakan akan meningkat apabila dilakukan penanganan pasca panen dengan pengeringan dan pendingginan yang tinggi. Penguapn yang terlalu cepat akan menimbulkan kegagalan struktur biji jagung sehingga timbul retakan stress.
    Retakan pada jagung atau stress crack ada 4 kategori; yaitu biji yang tidak terdapat retakan setrenya , retakan stresnya hanya satu, yang retakan setresnya hanya dua, dan yang lebih dari 2. tingkat kerusakan retakan biji jagung dinyatakan dengan indeks retakan stress  yang dihitung mengunakan dari sampel yang diperiksa menggunakan teknik penyinaran.
    Biji jagung ada yang berwarna putih dan merah kekuningan menurut para ahli jagung memiliki kekerasan yang lebih daibandingkan dengan jagung yang selain berwarna putih sehingga jagung yang berwarna putih lebih rawan retakan pada saat proses pengeringan kandungan air pada jagung umumnya diturunkan dari 20% menjadi 14 %,
Semakin rendah dan seamakin lambat proses pengeringan dan pendingginan maka mutu biji jagung akan semakin baik.
Download

0 komentar: