468x60 Ads

Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image >

Makalah,Laporan Pengolahan Mie Instan (mie basah)

0 komentar

LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN
OLEH
AHMAD BAIHAQI .A
NPM 03090001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
POLITEKNIK SYEKH SALMAN AL-FARISI RANTAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan. Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka. Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan lengkap.

                                                                                                   Rantau, 24 Oktober 2010
                                                                                                         Penyusun,


                                                                                                  Ahmad Baihaqi. A

 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………     i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..     ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….     iii
PELAKSANAAN PRAKTIKUM……………………………………………..      4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………...     4
ALAT ……………………………………………………………………………    7
BAHAN………………………………………………………………………….    7
CARA KERJA TEORITIS………………………………………………………    7
CARA KERJA SKEMATIS……………………………………………………..    9
HASIL PENGAMATAN………………………………………………………..    10
PEMBAHASAN…………………………………………………………………    11
KESIMPULAN………………………………………………………………….     14

 
I.                   LANDASAN TEORI
Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie. Sekitar empat puluh persen konsumsi gandum di Asia adalah mie (Hoseney, 1998).
Mie mentah atau mie segar adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dengan kadar air 35%. Mie segar pada umunya dibuat dengan tepung terigu tipe keras untuk memudahkan penangananya. Mie jenis ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan mie ayam (Astawan 2003).
Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah tahap pemotongan dan sebelum dipanaskan. Kadar airnya dapat mencapai 52% sehinga daya simpananya relative singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia mie basah lebih dikenal dengan istilah mie kuning atau mie bakso.
Gandum adalah bahan dasar dalam pembuatan terigu. Sampai saat ini tidak ada bahan bahan lain yang bisa digunakan untuk mengantikan gandum sebagai bahan dasar pembuatan tepung terigu, karena gandum adalah satu-satunya jenis biji-bijian yang mengandung gluten yaitu potein yang tidak larut dalam air, mempunyai sifat elastic seperti karet dan kerangka pembuatan mie ( Anonymous, 1997)
Minyak goreng pada proses pembuatan mie digunakan sebagai media penghanta panas. Disamping itu penambahan minyak goreng yang memiliki kandungan lemak juga berfungsi menambah kolesterol serta memperbaiki tekstur dan citarasa dari bahan pangan.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolestrol, sedangkan lemak hewani mengandung banyak fitosterol dan banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Adanya pigmen menyebabkan minyak berwarna. Warna minyak tergantung dari warna pigmwnya.
Adanya karotenoid menyebabkan warna kuning kemerahan. Karotenoid sangat larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon dengan banyak ikatan tidak jenuh. Bila minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi karotenoid dan warna merah akan berkurang selain itu perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen karotenoid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah teroksidasi sehingga minyak akan mudah tengik. (Winarno 2003).
Air tebu atau air khi atau kansui dipakai sejak dulu sebagai bahan alkali pembuatan mie. Komponen utamnya yaitu K2CO3, NaCO3, dan KH2PO4, fungsi pemberian air abu yaitu untuk mempercepat penyerapan gluten meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas meningkatkan kehalusan tekstur dan meningkatkan sifat kenyal.
(Widowati 2003).
Air kansui berfungsi meningkatkan daya rehidrasi, kekenyalan dan kehalusan tekstur. Selain sebagai alkali natrium karbonat dan kalium karbonat juga digunakan untuk flavor dan mengontrol pH. Natrium karbonat pada makanan juga dapat berfungsi sebagai anti oksidan.
(Muchtadi dan Sugiono, 1992).
Air merupakan cairan yang tidak berasa, berwarna bening dan tidak berbau. Pada keadaan suhu kamar yang normal, air akan berbentuk cair. Pada keadaan tertentu air akan membentuk 3 titik keseimbangan yaitu cair, padat dan uap. Secara kimia air merupakan zat organic yang teridiri atas molekul hidrogen dan dan memiliki rumus molekul H2O (Winarno,2002).
Air sangat menentukan konsistensi dan karakteristik rheologi dari adonan. Selain itu air juga berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan tambahan daam pembutan mie, sehingga dapat terdispersi secara merata.
(Subarna, 1992).
Penambahan garam dapur (NaCl) disamping memberikan rasa pada mie juga untuk memperkuat tekstur, membantu reaksi gluten dan karbohidrat dalam mengikat air.
(Winarno dan Rahayu,1994).
Garam dapur juga dapat menghanbat aktifitas enzim protease dan amylase sehingga mie tidak bersifat lengket dan mengembang secara berlebihan.
(Astawan,2003).
Selain itu garam berfungsi untuk meningkatkan temperature gelatinasi pati. Garam berpengaruh kepada aktifitas air selama gelatinasi yaitu penurunan aw untuk gelatinasi.
(chinachoti, dkk, 1990).
Garam merupakan bahan penyedap yang dapat digunakan dalam makanan. Garam digunakan untuk member rasa gurih dan untuk meningkatkan kelihatan gluten. Selain itu garam merupakan bahan pemadat (pengeras). Apabila adonan tidak memakai garam maka adonan tersebut akan terlihat agak basah garam memperbaiki butiran dan susunan pati menjadi lebih kuat serta secara tidak langsung membantu pembentukan warna.
(Wheat,1991).
Produk mie umumnya digunakan sebagai sumber energi karena kandungan karbohidratnya yang relatif tinggi.
Menurut Hou dan Kruk (1998) berdasarkan ukuran produk, mie dibedakan menjadi empat, yaitu so-men (sangat tipis, lebar 0.7-1.2 mm), hiya-mughi (tipis, lebar 1.3-1.7 mm), udon (standar, lebar 1.9-3.8 mm), dan hira-men (datar, lebar 5.0-6.0 mm). Mie dengan bahan dasar utama terigu dapat dibagi menjadi 2 kelompok: yaitu mie basah dan mie instan. Berdasarkan proses lanjutannya, mie basah dapat dibagi lagi menjadi mie basah mentah, mie matang dan mie kering. Mie basah mentah merupakan untaian mie hasil dari pemotongan lembaran adonan, tanpa perlakuan pengolahan lanjutan. Mie basah mentah memiliki kadar air 35% dan biasanya ditaburi dengan tapioka untuk menjaga agar mie tidak saling lengket. Mie matang dihasilkan dari mie mentah yang dikukus atau direbus. Kadar air mie matang sekitar 52%, dan biasanya setelah pengukusan dicampur dengan minyak sayur untuk mencegah lengket.
Mie kering berasal dari mie mentah yang dikeringkan dengan kadar air sekitar 10%. Pengeringan dilakukan pada suhu 35-40°C dengan kelembaban 70-75% selama ±5 jam. Mie instan atau mie siap hidang dibuat dari untaian mie (mie mentah) yang selanjutnya dikukus dan dikeringkan. Proses pengukusan dan pengeringan, akan memodifikasi pati sehingga dihasilkan tekstur mie kering yang porous dan mudah direhidrasi. Proses pengukusan dilakukan pada suhu 100 ºC selama 1-5 menit. Tahapan proses pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara penggorengan atau dengan cara pengeringan menggunakan hembusan udara panas.
Proses penggorengan dilakukan pada suhu penggorengan 140° - 160°C selama 1 – 2 menit. Produk akhir yang dihasilkan memiliki kadar minyak 15 – 20% dan kadar air 2 – 5%. Jika proses pengeringan dilakukan dengan udara panas, maka digunakan suhu 70 – 90ºC selama 30-40 menit. Produk yang dihasilkan memiliki kadar minyak 3% dengan kadar air 8 – 12%.
Untuk makalah lengkapnya dapat di Download disini

Makalah,Laporan Proses Pemucatan (Bleaching) Minyak Sawit

0 komentar

LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN

OLEH
AHMAD BAIHAQI .A
NPM 03090001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
POLITEKNIK SYEKH SALMAN AL-FARISI RANTAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan. Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka. Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan lengkap.

Rantau, Desember 2010
Penyusun,


Ahmad Baihaqi. A


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii
TUJUAN PRAKTIKUM……………………………………………………….. 4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………... 4
ALAT …………………………………………………………………………… 6
BAHAN…………………………………………………………………………. 6
CARA KERJA TEORITIS……………………………………………………… 6
CARA KERJA SKEMATIS…………………………………………………….. 7
HASIL PENGAMATAN……………………………………………………….. 8
PEMBAHASAN………………………………………………………………… 10
KESIMPULAN…………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 11



PEMUCATAN (BLEACHING)
I. DASAR TEORI   
            Tujuan pemucatan untuk menghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Dalam proses pemucatan minyak digunakan adsorben, yaitu suatu zat yang dapat mengadsorb zat warna, bau dan zat-zat volatile lainya. Adsorben yang dipergunakan dalam pemurnian minyak biasanya merupakan campuran karbon aktif dan tanah pemucat alam (Fullers Earth, Florida, Earth, Bentonite dan Japonese Earth) dengan perbandingan 1 : 8,1 : 10 atau 1 : 5. Campuran yang paling efektif dan ekonomis akan diperoleh berdasarkan  percobaan-percobaan dan pengalaman. Untuk minyak kelapa absorben yang dipergunakan 0,1 – 5 %, minyak yang diperoleh sampai tahap ini disebut “Refoned Oil”.

Untuk makalah lengkapnya dapat di  Download disini

Makalah,Laporan Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit

0 komentar

LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN

OLEH

AHMAD BAIHAQI .A
NPM 03090001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
POLITEKNIK SYEKH SALMAN AL-FARISI RANTAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan. Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka. Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan lengkap.

                                                                                               Rantau,   Desember 2010
                                                                                                           Penyusun,


                                                                                               Ahmad Baihaqi. A

 
 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………          i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..          ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….          iii
TUJUAN PRAKTIKUM………………………………………………………..          4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………...          4
ALAT ……………………………………………………………………………         6
BAHAN………………………………………………………………………….         6
CARA KERJA TEORITIS………………………………………………………         6
CARA KERJA SKEMATIS……………………………………………………..         7
HASIL PENGAMATAN………………………………………………………..         8
PEMBAHASAN…………………………………………………………………         10
KESIMPULAN………………………………………………………………….          10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...          11


PERLAKUAN PENDAHULUAN
I. DASAR TEORI
Tujuan utama pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum digunakan sebagai bahan mentah dalam industry.
            Pada umumnya minyak untuk bahan pangan dimurnikan melalui 4 tahap yaitu perlakuan pendahuluan, netralisasi, pemucatan (bleaching), dan penghilang bau (deodorisasi). Disamping itu kadang-kadang ditambah aroma dan zat warna tertentu sehingga diperoleh minyak dengan rasa dan bau yang enak, dengan warna yang menarik.
Kotoran atau bahan asing dalam minyak terdiri dari:
1.      Kotoran yang tidak larut dalam minyakdan terdispersi dalam minyak. Kotoran ini terdiri dari partikel-partikel, jaringan, lender dan getah, serat-seratan yang berasal dari kulit, abu atau mineral yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca serta air. Kotoran ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara yaitu pengendapan, penyaringan dan pemusingan.
2.      Kotoran yang berbentuk suspense dalam minyak. Kotoran ini terdiri dari fosfolipid karbohidrat, senyawa yang mengadung nitrogen dan senyawa kompleks lainnya.kotoran ini dapat dihilangkan dengan uap panas, hidrolisa, disusul dengan proses pengendapan, pemusingan atau penyaringan dengan menggunakan absorben.
3.      Kotoran yang larut dalam minyak. Kotoran ini terdiri dari asam lemak bebas, sterol, hidrokarbon turunan dari mono dan digliserida yang dihasilkan dari trigliserida, zat warna yang terdiri dari karotenoid, khlorofil dan zat warna lainya yang yang dihasilkan dari oksidasi dan dekomposisi minyak, terdiri dari keton dan aldehida, dan resin, serta zat lainya yang belum teridentifikasi. Selain senyawa tersebut beberapa minyak mengandung senyawa beracun, misalnya gossypol pada minyak biji kapas, dan ester dari asam isothiosunat dan ethil alcohol pada mustard oil.
Perlakuan pendahuluan bertujuan untuk :
1.      Menghilangkan kotoran dan stabilitas minyak dengan mengurangi ion logam terutama Fe dan Cu.
2.      Proses pemisahan gum dilakukan terhadap minyak untuk tujuan tertentu, misalnya untuk pembuatan lak dari linseed oil.
3.      Memudahkan proses pemurnian selanjutnya, dan mengurangi minyak yang hilang selama pemurnian, terutama pada proses netralisasi dengan kaustik soda.

Untuk makalah lengkapnya dapat di Downloas disini

Makalah,Laporan Proses Netralisasi Pengolahan Minyak Sawit

0 komentar

LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN
OLEH

AHMAD BAIHAQI .A
NPM 03090001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
POLITEKNIK SYEKH SALMAN AL-FARISI RANTAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan. Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka. Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan lengkap.

                                                                                               Rantau,   Desember 2010
                                                                                                           Penyusun,


                                                                                               Ahmad Baihaqi. A

 
 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………          i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..          ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….          iii
TUJUAN PRAKTIKUM………………………………………………………..          4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………...          4
ALAT ……………………………………………………………………………         6
BAHAN………………………………………………………………………….         6
CARA KERJA TEORITIS………………………………………………………         6
CARA KERJA SKEMATIS……………………………………………………..         7
HASIL PENGAMATAN………………………………………………………..         8
PEMBAHASAN…………………………………………………………………         10
KESIMPULAN………………………………………………………………….          10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...          11


NETRALISASI
I. DASAR TEORI
            Proses netralisasi merupakan suatu proses untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) dengan basa atau pereaksi lainya, sehingga membentuk sabun (soap stock). Sabun yang terbentuk juga dapat menyerap kotoran lain yang terdapat dalam minyak, misalnya menyerap sedikit warna minyak, sehingga minyak yang dihasilkan menjadi lebih jernih dari curd oil nya. Basa yang biasa digunakan yaitu NaOH (Kaustik soda/soda api) dan rekasinya sebagai berikut:
            Tahap-tahap pengerjaan proses netraliasasi minyak meliputi : pencampuran yang merata antara minyak dengan alkali sehingga terbentuk emulsi, pemanasan untuk memecahkan emulsi, dan pemisahan bagian sabun yang terbentuk dengan cara pengendapan dan pencucian atau dengan cara lain.
            Sebelum netralisasi dilakukan minyak atau lemak yang akan dinetralkan terlebih dahulu ditentukan asam lemak bebasnya untuk mengetahui banyaknya larutan alkali yang akan digunakan pada proses netralisasi.
            Untuk menetralkan 1 kg asam lemak bebas dalam minyak secara teoritis diperlukan 142 gram NaOH kering yang kemudian diencerkan menjadi “lye”. Lye yaitu larutan NaOH dengan suhu sekitar 800 C dengan kepekatan tertentu. Lye yang terlau pekat akan menghasikan soap stock yang kental dapat menyumabat saluran pengeluaran sehingga menyulitkan pemisahan minyak dari soap stock. Kandungan NaOH dalam lye dengan berbagai derajat baume (0Be) dapat dilihat pada table 3. Jumlah larutan NaOH atau lye secara teoritis yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas (FFA) didalam minyak dapat dilihat dalam tabel 4. Sedangkan persentase kelebihan NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas dapat dilihat pada tabel 5.penggunaan tabel-tabel tersebut adalah sebagai berikut :
            Kalau hendak membuat larutan soda 200 Be, berarti harus menimbang 16,7 gram NaOH Kristal yang kemudian dilarutkan kedalam 100 ml air suling.
Kalau soda tersebut mau digunakan untuk menetralkan dengan FFA 0,6 %, maka berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa untuk mentralkan nya diperlukan 0,59% NaOH 200Be. Kelebihan NaOH yng diperlukan untuk menetralisasi minyak kelapa berkisar 0,1-0,2 %. Dengan demikian ari tabel 5 dapat dilihat bahwa kelebihan NaOH 0,1 % membutuhkan 0,7 % NaOH yang sama. Dengan demikian jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan FFA adalah 0,59% + 0,70% = 1,29 %.

Untuk Makalah lengkapnya dapat di Download disini

Makalah,Laporan,Persentase FFA pada Minyak Kelapa Sawit

0 komentar

LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN



ACARA-ACARA :
MENGUKUR KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK JERNIH
MENGUKUR KADAR (FFA) MINYAK BELUM DIMURNIKAN
MENGUKUR KADAR (FFA) MINYAK TENGIK
OLEH

AHMAD BAIHAQI .A
NPM 03090001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
POLITEKNIK SYEKH SALMAN AL-FARISI RANTAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan. Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka. Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan lengkap.

                                                                                               Rantau,   Desember 2010
                                                                                                           Penyusun,


                                                                                               Ahmad Baihaqi. A

 
 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………          i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..          ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….          iii
TUJUAN PRAKTIKUM………………………………………………………..          4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………...          4
ALAT ……………………………………………………………………………         6
BAHAN………………………………………………………………………….         6
CARA KERJA TEORITIS………………………………………………………         6
CARA KERJA SKEMATIS……………………………………………………..         7
HASIL PENGAMATAN………………………………………………………..         8
PEMBAHASAN…………………………………………………………………         10
KESIMPULAN………………………………………………………………….          10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...          11

Untuk Makalah Lnegkapnya Dapat  diDownload Disini

Makalah,Laporan,Kadar Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit

0 komentar


LAPORAN TETAP
PRAKTEK PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERTANIAN


ACARA 1
PERSENTASE ASAM LEMAK BEBAS (FFA)

1.             LANDASAN TEORI
          Yang dimaksud dengan lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Suatu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Lemak pada hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Minyak kelapa sawit mengandung asam lemak tidak jenuh dan engan proses hidrogenasi ini akan terjadi lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan margarin dan minyak kelapa sawit (Poedjiadi,2007:59).
          Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak  pada daging buah kelapa tua adalah 34,7%, minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa diperoleh dari daging buah kelapa segar. Proses untuk membuat minyak kelapa dari daging buah kelapa segar dikenal dengan proses basah karena pada proses ini ditambahkan air untuk mengekstraksi minyak (Tarwiyah,2001:56).
          Lemak dan minyak merupakan makronutrien penting yang menempati urutan kedua setelah HA sebagai bahan bakar untuk memberikan energi kepada sel-sel tubuh. Lemak mempunyai fungsi lain yang tidak dimiliki oleh HA seperti pembentukan komponen membrane vitamin larut lemak. Berdasarkan bentuknya, lemak dibedakan drngan minyak yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Lemak atau minyak yang terdapat didalam tubuh disebut pula lipid. Lemak yang ada dalam makanan maupun tubuh dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama yaitu: trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Asam lemak dapat dibedakan pula antara asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Keduanya dibedakan berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap antara dua atom karbonnya dalam rumus bangunnya. Minyak nabati seperti minyak jaitu, kanola dan kacang lebih banyak mengandung asam lemak omega-9 atau asam oleat sementara minyak kelapa mengandung lebih banyak asam lemak jenuh atau asam palmitat. Karena itu, dua jenis minyak yang disebutkan terakhir ini sering digolongkan kedalam jenis minyak jenuh kendati minyak sawit sendiri dengan pemrosesan dalam industri sudah terolah menjadi jenis minyak yang mengandung cukup banyak asam lemak tak jenuh (Hartono,2006:28).
          Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether. (Weete, 1980)
Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya terdiri dari asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksil tunggalnya menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol. Dengan tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida.
Sifat lemak umumnya ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung ikatan rangkap.
          Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar. Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)
Keasaman organic dari minyak/lemak biasanya dinyatakan sebagai bilangan asam dan
sebagai presentase bobot dari suatu asam lemak bebas (FFA). Jumlah asam lemak dari keduanya disebut asam lemak total.
            Presentasi bobot dari asam lemak bebas yang terdapat dalam kandungan lemak/minyak dinyatakan sebagai asam dengan bobot molekulnya sebagai berikut:
-          Asam oleat dengan bobot = 282
-          Asam palmitat dengan bobot molekul = 256
-          Asam laurat dengan bobot molekul = 200
Sesuai dengan jenis minyak/lemaknya.
Presentasi asam lemak bebas (FFA) dihitung sebagai:
-          Asam laurat untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit yang telah dimurnikan atau masih kotor, dan minyak-minyak lain yang sejenis.
-          Asam palmitat untuk minyak kelapa sawit biasa.
Apabila didalam minyak/lemak tersebut terdapat asam mineral, maka kadarnya ditentukan
dengan perhitungan sebagai keasaman total bahan untuk memperoleh presentase asam lemak bebas atau bilangan asamnya.

2.                  ALAT
1.      Neraca analitik                                                           5. Buret
2.      Batang Pengaduk gelas                                              6. Gelas Piala
3.      Erlenmeyer                                                                 7. Gelas Ukur
4.      Penangas air                                                               8. Pipet Tetes

3.                  BAHAN
  1. Minyak Kelapa
  2. Etanol (alcohol) 95%
  3. NaOH atau KOH 0,1 N yang telah dibakukan
  4. Indicator phenolphthalein (PP) 1% dalam alcohol 95%

Untuk makalah lengkapnya dapat di Download disini