Bahan hasil pertanian yang baru diperoleh dari hasil panen, pada umumnya mempunyai tingkat kadar air yang tinggi, untuk mengurangi kadar air biji-bijian dilakukan dengan pengeringan sampai kadar air tertentu agara aman selama penyimpanan, kadar air maksimum untuk gabah yaitu 12%-14%.
III. Tujuan
Dapat mengukur kadar air bahan dengan alat Grain Moisture Tester dan Oven.
IV. Alat :
o Moisture Tester
o Oven
o Timbangan
o Eksikator/Desikator
o Cawan Timbangan
o Tang penjepit
V. Bahan :
o Serealia (gabah)
o Beras
VI. Cara Kerja
A. pengukuran kadar air dengan Grain Moisture Tester
o Bersihkan alat dan ambil sample secukupnya.
o Tempatkan pada penghancur dan hancurkan sampai sempurna.
o Tempatkan penghancuran pada tempat pengepresan.
o Aturlah knop dan dipres sampai sempurna.
o Bacalah sekala yang ditunjukan oleh jarum meter dan koreksilah dengan sekala persentase.
o Angka koreksi tersebut adalah kadar air bahan.
B. Pengukuran Kadar Air dengan Pengeringan (Oven)
Metode ini sering juga disebut metode termogravimetri (metode pemanasan dan penimbangan).
o Mengeringkan cawan timbangan dalam oven 1-2 jam, kemudian dinginkan dalam eksikator, setelah itu cawan ditimbang.
o Menimbang sample dalam oven pada suhu 100-1050 C selama ± 1jam, selanjutnya mendinginkan dalam eksikator, lalu menimbang setelah dingin.
o Memanaskan kembali kedalam oven selama 30 menit, mendingikan dalam eksikator dan menimbang.
o Mengulangi perlakuan tersebut (No. 4) sampai tercapai bobot konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg).
o Menghitung kadar air bahan dengan rumus :
Bobot air yang diuapkan
% kadar air = X 100% = ….%
Bobot contoh awal
Bobot air yang diuapkan = bobot contoh awal – bobot contoh konstan.
o Catatlah hasil pengujian tersebut buat laporan dan pembahasan.
C. Pengukuran Kadar Air dengan Infrared Moisture Tester
o Tentukan titik keseimbangan dari alat (titik nol)
o Tempatkan batu timbang pada piringan sebelah kiri (50 gram) dan sample pada piringan sebelah kanan, aturlah kesetimbangan dari alat tersebut.
o Atur jarak lampu Infra Red dengan permukaan bahan, sehingga air dapat diuapkan.
o Setelah keadaan setimbang mulailah pemanasan contoh, dan selanjutnya aturlah penunjuk sekala pada setiap 2-3 menit sampai jarum penunjuk setimbang kembali.
o Jarak lampu juga harus selalu diatur agar pada saat pemeriksaan contoh tidak hangus.
o Setelah bobot contoh menjadi konstan, nilai kadar air dapat dihitung.
o Catatlah dari hasil dari kedua pengujian tersebut buat laporan dan pembahasan.
VII. Hasil Uji Pengamatan
Pengamatan yang telah dilakukan adalah pengukuran kadar air dengna pengeringan (oven). Adapun pengukuran dengan Garin Moisture Tester dan pengukuran kadar air dengan Infrared Moisture Tester belum dapat dilakukan maka laporan hasil pengamatan ini hanya pada pengukuran kadar air dengan pengeringan Oven.
Pada pengukuran kadar air dengan pengeringan (oven) telah diamati
Bahan | Berat cawan setaelah dipanaskan | Berat bahan awal | Berat bahan dan cawan | Berat bahan kering dan cawan |
Beras | 43,2 gram | 5 gram | 48,2 gram | 48,1 gram |
Gabah | 41,4 gram | 5 gram | 46,4 gram | 46,0 gram |
VIII. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama praktek teknologi pengeringan dan untuk mengetahui mutu hasil pengeringan pada bahan komoditi pertanian yaitu pada beras dan padi (gabah) maka dilakukan penghitungan kadar air bahan pertanian beras dan gabah dengan data-data yang diambil dari hasil praktek untuk penghitunganya sebagai berikut,
a. Menghitung kadar air pada beras
bobot cawan kering + bahan awal – bobot cawan kering + bahan kering
% kadar air = X 100 %
Bobot contoh awal
43,2 gr + 5 gr – 43,2 gr + 4,9 gr
% kadar air = X 100 %
5 gr
48,2 gr – 48,1 gr
% kadar air = X 100 %
5 gr
0,1 gr
% kadar air = X 100 %
5 gr
%kadar air = 2%
Jadi kadar air pada beras adalah 2%
b. Menghitung kadar air pada gabah
bobot cawan kering + bahan awal – bobot cawan kering + bahan kering
% kadar air = X 100 %
Bobot contoh awal
41,4 gr + 5 gr – 41,4 gr + 4,6 gr
% kadar air = X 100 %
5 gr
46,4 gr – 46,0 gr
% kadar air = X 100 %
5 gr
0,4 gr
% kadar air = X 100 % = 8 %
5 gr
Jadi kadar air pada gabah adalah 8%
IX. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktek dan hasil perhitungan kadar air yang dalam prosesnya hanya dilakukan satu kali pemanasan (pengeringan) karena sudah memenuhi syarat yaitu selisih berat bahan sudah konstan yaitu kurang dari 0,2 mg berturut- turut,
Tujuan dilakukannya uji joba ini adalah untuk mengetahui kadar air yang baik untuk proses penyimpanan beras dan gabah (padi) agar selama proses penyimpanan beras dan gabah tidak rusak oleh mikroba, kapang, serangga, jamur dll kadar air yang umum untuk biji-bijian setelah dikeringkan agar dapat bertahan lama maksimum 14%.
0 komentar:
Posting Komentar